Bentuknya seperti biawak, berkaki empat, pemakan daging.
Penciumannya tajam persis komodo. Bedanya dengan dua hewan melata itu,
kawuk berdiri, liar menyerang manusia. Warga Solok Timur, Pangandaran,
Jawa Barat, pantang menyimpan mayat di rumahnya.
Solok secara
wilayah masuk Nusa Kambangan, Jawa Tengah. Jika menyusuri melalui kapal
nelayan bisa menghabiskan sekitar empat jam dari pesisir Cilacap.
Tempatnya terisolasi dari kawasan pulau Alcatraz Indonesia itu. Akses
tertutup dan medan sulit sebab jalan masih terbatas.
Heri,
nelayan ikan sekaligus pengantar wisatawan lokal atau mancanegara,
membuktikan dengan mata kepalanya sendiri. Gerombolan kawuk mengejar
mayat temannya tewas di dekat perkampungan Solok Timur.
Penerangan
di Solok belum memadai. Jika malam tiba, genset mulai dioperasikan
memasok listrik di desa paling selatan itu. Mengurai rasa penasarannya
dengan sosok binatang pencari bangkai itu, dia harus melindungi teman
sesama nelayan.
"Sudah kemalaman, jenazah harus dibawa ke kapal.
Soalnya kawuk datang sekitar sepuluh ekor, kita semua buru-buru bawa
pergi," katanya kepada merdeka.com pekan lalu di atas kapal miliknya, di Cilacap, Jawa Tengah.
Penduduk
Solok sudah terbiasa sejak matahari terbenam memilih berdiam diri
rumah. "Kalau malam sudah jarang keluar rumah. Bila keluar minimal harus
bawa golok," ujar Heri.
Pulau seluas 21 ribu hektare itu memang
cukup nyaman menjadi habitat binatang liar: macan kumbang, macan tutul,
dan binatang melata. Konon pada 1990-an pernah dilepas setruk ular kobra
di Nusa Kambangan. "Sekarang sudah ratusan mungkin, beranak
pinak," tuturnya.
Heri
mengatakan kondisi menakutkan memang disebar di pulau penjara kelas
kakap itu. Selain cerita mistis, hewan-hewan jadi-jadian pun terekam
oleh mata penduduk asli. "Ada juga hewan berkepala anjing, berbadan
manusia penuh bulu. Sebutannya aul," kata Heri.
Saat itu temannya
sedang menebang pohon di tengah pulau. Menjelang sore sosok aul
terlihat sekelebatan mata. Bentuknya aneh, jalannya miring, kepala dan
badannya terbalik. "Dia nggak menyerang, jalan cepat langsung
menghilang," ujarnya.
Aul diyakini sebagai seseorang sedang
menimba ilmu hitam. Sebelum ilmunya sempurna, orang itu berubah menjadi
manusia serigala dan kerap memangsa kambing.
Tak ada mengetahui
awal ceritanya. Kisah tak berujung seperti itu memang dibuat sengaja
untuk menghindari pengunjung luar memasuki Nusa Kambangan. Alam
menyimpan rahasianya dengan rapat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar